Lawakan kelas tinggi? Atau politik tingkat atas?

Maret 27, 2007

Kebetulan saya baca ini.
Secara spontan saya tertawa sambil nyeletuk: “Aduh, mak!!”

Yang nongol dalam benak saya selanjutnya ialah pertanyaan, apakah ini betulan atau cuma lawakan (itu lho, model acara tivi republik mimpi).

Kalau memang betulan alias serius, ya, inikah kualitas pemimpin Indonesia? Ataukah ini bisa dimaafkan, karena ini cuma gejala/simptom dari flu burung saja (a.l. kalau nggak salah halusinasi, terutama kalau lagi panas tinggi, ya?)

Kalau cuma lawakan, wah, hebat nih Indonesia dan persnya jaman sekarang. Kok lawakan  gini bisa dikeluarkan sebagai head line.

Yang pasti untuk saya pribadi ada keuntungannya: bisa hemat uang

Lho, kok?” Anda pasti bertanya.

Jawabannya: saya sebetulnya mau nonton acara lawakan dengan pacar istri. Harga karcis per orang 25 €, jadi untuk dua orang 50 €. Nah, sesudah membaca artikel di atas tersebut, saya tertawa sampai terkencing-kencing sakit perut. Sekrangpun (beberapa jam kemudian) masih mesam-mesem sendiri. Nah, karena jatah tertawa hari ini sudah dihabiskan, ya, males deh ke acara lawak lagi. Nah, kan menghemat to? Uangnya bisa buat tambahan uang saku anak-anak, lumayan, kan?


Alergi (bagian2)

Maret 10, 2007

Contoh kasus: Beberapa waktu yang lalu datang seorang tukang roti yang baru memulai pendidikannya sebagai tukang roti, tetapi dicurigai menderita alergi terhadap beberapa macam tepung (gandum biasa, gandum hitam dsb.). Keluhannya: beberapa menit setelah mulai bekerja dan mengaduk adonan roti, pasien itu merasakan sesak nafas, yang berlangsung sampai sore harinya. Biasanya kalau jam kerja sudah lewat dan ia pulang, keluhan akan membaik, tetapi tidak hilang. Gejala sesak nafas ini baru hilang, kalau dia liburan atau pada akhir minggu, jadi kalau lebih dari 2 hari ia tidak berkerja. Atas dasar kecurigaan ini, saya minta dia untuk membawa 3 jenis tepung itu dan melaksanakan tes seperti tersebut di atas. Selama beberapa menit ia harus simulasi pekerjaannya dalam sebuah ruang kecil (mengaduk-aduk tepung). Belum sampai 3 menit, pasien keluar dan menyatakan, bahwa sesak nafas itu mulai terasa. Dalam tes spirometri yang kemudian dilakukan, dapat dibuktikan timbulnya penyempitan akut bronkial (obstruksi) dengan meningkatnya resistance setinggi lebih dari 100% dan turunnya FEV1 sebesar lebih dari 50%. Setelah pemberian betamimetikum efek singkat (fenoterol atau semacamnya) obstruksi itu hilang lagi.

Dengan ini terbukti adanya reaksi bronkial terhadap tepung-tepung tersebut. Selanjutnya harus ditentukan kadar IgE spesifiknya di serum terhadap tepung-tepung tersebut, untuk membuktikan, bahwa reaksi ini spesifik dan bukan hanya reaksi spesifik (hiperreagibilitas bronkial spesifik). Konsekuensi untuk pasien itu: ia harus mencari tempat pekerjaan lain.

Simptoma/Pemunculan klinik:

1. Shok anafilaktis: Akibat pembesaran pembuluh-pembuluh kapiler yang diiringi peningkatan permeabili- tas dindingnya , sebagian besar cairan plasma merembes keluar ke jaringan. Hal ini mengakibatkan hipovolaemia yang berarti turunnya tekanan darah secara berlebihan.

a. Akut: terjadinya beberapa menit setelah kontak dengan alergen (injeksi anestesi lokal, antibiotika, sengatan lebah dsb.). Gejalanya: kolaps (circulatory collaps) dengan tekanan darah yang (hampir) tidak bisa diukur dan takikardi. Kehilangan kesadran/pingsan. Sering disertai pembeng- kakan mukosa saluran pernafasan dengan edema glotis, sesak nafas. Kematian bisa terjadi dalam beberapa menit!!!

b. Proses lambat/berlarut: gatal-gatal, rasa panas pada telapak tangan dan kaki, di rongga mulut (sering dengan rasa metalik/logam), keluhan sirkulatoris (pusing, lemah, perasaan tidak enak badan dsb.), eksantem (bercak-bercak merah di seluruh tubuh, urtikaria dengan gatal yang hebat, pembengkakan mukosa dalam rangka edema Quincke. Bronkospasmus (pengerutan otot-otot bronki) yang mengakibatkan sesak nafas. Hipertensi!!! Hiperperistaltik (meningkatnya kerja saluran pencer- naan) dengan akibat muntah-muntah dan berak-berak (tidak harus diare!). Kejang-kejang otot tubuh karena gangguan pusat syaraf. Selain itu: lekopeni, trombo- peni, hambatan koagulasi darah.

Terapi:

– Bila pasien kehilangan kesadaran, letakkan dalam posisi samping yang stabil:

– kemudian injeksikan1 mg epineprin (adrenalin atau suprarenin) yang telah dicampur dengan 9 ml NaCl o,9%. Berikanintravenos beberapa kali (setiap kali 1 ml sampai seluruhnya. Kemudian Prednisolon 250 s/d 1000 mg. Sebagai pelengkap antialergikum (clemastinhidrogenfumarat atau dimetindenmaleat 4 mg), infus dengan cairan koloidal (HAES), Dopamin, Noradrenalin . Jika terjadi aspiksia, maka intubasi atau trakeotomi darurat.

“jarum” untuk trakeotomi darurat

Skema trakeotomi darurat Baca entri selengkapnya »


Baa’syir in action

Februari 23, 2007

Membaca berita di Jawa Pos tanggal 23 Februari 2007 saya jadi bertanya-tanya. Apakah dunia ini sudah terbalik? Singkat ceritanya: Baa’syir, yang kalau nggak salah seorang ulama dan pemimpin Pondok Ngruki, mau (bukan ingin atau meminta) bertemu dengan Presiden SBY. Tujuannya? Memberi nasehat kepada Sby, bahwa sebagai seorang muslim, beliau mempunyai kewajiban mengatur rakyat dan negara dengan hukum Islam. Menurut Baa’syir: ” Tidak mungkin seorang presiden bisa memimpin negara dengan baik tanpa menjalankan hukum Islam. dan “Mudah-mudahan tidak ada bencana lagi dan negara dalam keadaan adil makmur. ” Nah, Baa’syir pada mulanya mencoba masuk lewat pintu belakang Istana Negara. Nah, karena tidak ada perjanjian atau jadwal bertemu dengan Presiden, tentu saja Paspampres menolaknya. Lagi pula waktu itu sedang ada tamu negara PM Malaysia. Lalu Baa’syir minta bertemu dengan JuBir kepresidenan Mallarangeng, yang ternyata sedang menjalankan tugasnya mendampingi Presiden dalam pertemuan dengan tamu negara tersebut. Akhirnya Baa’syir menyerahkan surat dan buku yang dibawanya kepada staf kepresidenan. Sebagai seorang yang bersemangat juang, Baa’syir lalu mencoba masuk lewat pintu depan, di mana ia logisnya ditolak lagi dan bahkan dihalau pergi. Baca entri selengkapnya »


Alergi (bagian1)

Februari 15, 2007

Kutipan dari sebuah cerita kriminal: Seorang pengusaha kaya ditemukan tewas di rumahnya yang megah dengan wajah membiru dan bengkak-bengkak. Pemeriksaan pertama menyimpulkan, bahwa sebab kematiannya ialah penyumbatan saluran nafas, apalagi karena di dalam rongga mulut dan trakeanya ditemukan banyak sisa makanan. Seorang dokter ahliforensik lain yang mengenal korban merasa tidak puas dan melakukan pemeriksaan lebih lanjut, antara lain pemeriksaan darah, karena ia mempunyai kecurigaan tertentu. Dan ternyata memang dalam darah sang korban ditemukan tanda-tanda terjadinya shok anafilaktis berat. Pemeriksaan kimia membuktikan, bahwa di dalam wiski yang masih tersisa di gelas ada campuran sari/esens semacam kacang yang bernama hazelnut. Pengusaha itu memang penderita alergi, terutama terhadap hazelnut ini. Pada akhir cerita terungkap, bahwa istri keduanya lah yang mencampurkan esens hazelnut itu ke botol wiski. Alasannya ialah karena si pengusaha merencanakan untuk menceraikan istrinya ini dan hanya mau memberikan santunan yang kecil sekali.

Apakah sebetulnya alergi itu? Baca entri selengkapnya »