Alergi (bagian1)

Kutipan dari sebuah cerita kriminal: Seorang pengusaha kaya ditemukan tewas di rumahnya yang megah dengan wajah membiru dan bengkak-bengkak. Pemeriksaan pertama menyimpulkan, bahwa sebab kematiannya ialah penyumbatan saluran nafas, apalagi karena di dalam rongga mulut dan trakeanya ditemukan banyak sisa makanan. Seorang dokter ahliforensik lain yang mengenal korban merasa tidak puas dan melakukan pemeriksaan lebih lanjut, antara lain pemeriksaan darah, karena ia mempunyai kecurigaan tertentu. Dan ternyata memang dalam darah sang korban ditemukan tanda-tanda terjadinya shok anafilaktis berat. Pemeriksaan kimia membuktikan, bahwa di dalam wiski yang masih tersisa di gelas ada campuran sari/esens semacam kacang yang bernama hazelnut. Pengusaha itu memang penderita alergi, terutama terhadap hazelnut ini. Pada akhir cerita terungkap, bahwa istri keduanya lah yang mencampurkan esens hazelnut itu ke botol wiski. Alasannya ialah karena si pengusaha merencanakan untuk menceraikan istrinya ini dan hanya mau memberikan santunan yang kecil sekali.

Apakah sebetulnya alergi itu?

Alergi ialah reaksi imunologis berlebihan dalam tubuh yang timbul segera atau dalam rentan waktu tertentu setelah eksposisi atau kontak dengan zat yang tertentu (alergen).

Alergi dibagi menjadi 4 macam, macam I s/d IV berhubungan dengan antibodi humoral, sedangkan macam ke IVmencakup reaksi alergi lambat oleh antibodi seluler.

Macam/Type I (reaksi anafilaktis dini): Setelah kontak pertama dengan antigen/alergen, di tubuh akan dibentuk antibodi jenis IgE (proses sensibilisasi). Pada kontak selanjutnya, akan terbentuk kompleks antigen-antibodi. Dalam proses ini zat-zat mediator (histamin, serotonin, brdikinin, SRS= slow reacting substances of anaphylaxis) akan dilepaskan (released) ke sirkulasi tubuh. Jaringan yang terutama bereaksi terhadap zat-zat tersebut ialah otot-otot polos (smooth muscles) yang akan mengerut (berkontraksi). Juga terjadi peningkatan permeabilitas (ketembusan) dari kapiler endotelial, sehingga cairan plasma darah akan meresap keluar dari pembuluh ke jaringan. Hal ini mengakibatkan pengentalan darah dengan efek klinisnya hipovolemia berat. Gejala-gejala atau tanda-tanda dari reaksi dini anafilaktis ialah: – shok anafilaktis – urtikaria, edema Quincke – kambuhnya/eksaserbasi asthma bronchiale – rinitis vasomotorica

Macam/type II (reaksi imu sitotoksis): Reaksi ini terjadi antara antibodi dari kelas IgG dan IgM dengan bagian-bagian membran sel yang bersifat antigen, sehingga mengakibatkan terbentuknya senyawa komplementer. Contoh: reaksi setelah transfusi darah, morbus hemolitikus neonatorum, anemia hemolitis, leukopeni, trombopeni dan penyakit-penyakit autoimun.

Macam/Type III (reaksi berlebihan oleh kompleks imun = immune complex = precipitate): Reaksi ini merupakan reaksi inflamasi atau peradangan lokal/setempat (Type Arthus) setelah penyuntikan intrakutan atau subkutan ke dua dari sebuah alergen. Proses ini berlangsung di dinding pembuluh darah. Dalam reaksi ini terbentuk komplemen-komplemen intravasal yang mengakibatkan terjadinya kematian atau nekrosis jaringan. Contoh: fenomena Arthus, serum sickness, lupus eritematodes, periarteriitis nodosa, artritis rematoida.

Macam/Type IV (Reaksi lambat type tuberkulin): Reaksi ini baru mulai beberapa jam atau sampai beberapa hari setelah terjadinya kontak, dan merupakan reaksi dari t-limfosit yang telah tersensibilisasi. Prosesnya merupakan proses inflamatoris atau peradangan seluler dengan nekrosis jaringan dan pengubahan fibrinoid pembuluh-pembuluh yang bersangkutan. Contoh: reaksi tuberkulin (pada tes kulit tuberkulosa), contact eczema, contact dermatitis, penyakit autoimun (poliarthritis, colitis ulcerosa) dll.).

Faktor-faktor yang mendukung terjadinya atau terbentuknya alergi: a. kesediaan atau kecenderungan sebuah organisem untuk berreaksi secara berlebihan terhadap zat-zat asing akibat kemampuan organisme itu untuk memproduksi antibodi dengan berlebihan. Juga kelabilan struktur pembuluh ikut mendukung hal ini. a. sebuah organisme yang normal (dalam arti tidak mempunyai sifat-sifat tersebut dalam a bisa juga berreaksi berlebihan jika terjadi kontak dengan antigen dalam jumlah tinggi sekali (extreme exposure) c. Belakangan ini dikemukakan sebuah teori, bahwa kecenderungan untuk menjaga kebersihan secara berlebih-lebihan bisa mendukung juga terbentuknya penyakit alergi, karena kemungkinan tubuh tidak terbiasa lagi kontak dengan antigen sebagai akibat disingkirkannya antigen-antigen tersebut (yang biasanya dikandung dalam “kotoran” sehari-hari) secara “mutlak”.

Macam-macam alergen:

– alergen inhalatif atau alergen yang masuk melalui saluran pernafasan. Contohnya: serbuk sari tumbuh-tumbuhan (rumput, macam-macam pohon, dsb.), spora jamur (aspergillus, cladosporium, penicillium, alternaria dsb.), debu atau bubuk bahan-bahan kimia atau dari jenis padi-padian/gandum-ganduman (gandum, gandum hitam dsb.), uap formalin dll.

– alergen ingestif atau alergen yang masuk melalui saluran pencernaan: susu, putih telur, ikan laut atau ikan air tawar, udang, makanan asal tumbuhan (kacang-kacangan, arbei, madu dsb.), obat-obat telan.

– alergen kontak atau alergen yang menimbulkan reaksi waktu bersentuhan dengan kulit atau selaput lendir: zat-zat kimia, zat-zat sintetik (plastik, obat-obatan, bahan desinfeksi dll.), bahan-bahan yang berasal dari hewan (sutera, woll dll.) atau dari tumbuh-tumbuhan (jamur, getah atau damar dsb.).

– alergen yang memasuki tubuh melalui suntikan atau sengatan: obat-obatan, vaksin, racun atau bisa dari serangga seperti lebah atau semut merah).

implant dari bahan sintetik atau logam (tertentu), bahan-bahan yang digunakan dokter gigi untuk mengisi lubang di gigi.

autoalergen ialah zat dari organisme itu sendiri yang keluar dari sel-sel yang rusak atau pada proses nekrosa jaringan akibat infeksi atau reaksi toksik/keracunan.

Diagnostik/pemeriksaan: Pada kecurigaan adanya alergi setelah anamnesa dan pemeriksaan tubuh dilakukan dengan teliti, maka langkah pertama ialah melakukan tes-tes alergi:

tes epikutan: pembubuhan alergen-alergen yang dicurigai bisa menjadi penyebabnya ke atas foil khusus, yang kemudian ditempelkan (biasanya) ke punggung penderita. Pada reaksi positif, maka akan timbul bercak merah pada alergen atau alergen-alergen tersebut.

tes alergi epikutan

Tes alergi epikutan

Tes intrakutan: setelah kulit di lengan bawah (lihat gambar) ditoreh dengan jarum dan ditandai, lalu pada luka-luka torehan dibubuhkan alergen-alergen yang dipilih (biasanya dipilih yang paling sering menjadi penyebab). Setelah beberapa waktu, jika ternyata positif, maka pada alergen tersebut akan timbul indurasi yang dikelilingi bercak merah. Tergantung garis tengah indurasi masing-masing, maka gradasi atau tingkat kepekaan terhadap alergen tersebut disebutkan dengan: negatif/tidak pasti/lemah/positif/positif kuat atau dengan – / (+) / + / ++ / +++ / ++++ .

Tes alergi intrakutan

Tes alergi intrakutan

Untuk memperkuat atau memastikan diagnosanya, selanjutnya ditentukan kadar IgE total di serum dan IgE-IgE yang spesifik terhadap alergen-alergen yang menyebabkan reaksi positif. Pada penderita yang dicurigai menderita ekstrinsik atau alergik bronkial asma, seharusnya dilaksanakan tes eksposisi inhalatif dengan alergen tertentu (inhalatif provokatif tes spesifik), karena hasil tes intra- atau epikutan yang positif belum membuktikan seratus persen, bahwa sistem pernafasan sudah terkena. Kecuali jika dalam anamnesa sudah benar-benar ternyata, bahwa pada eksposisi dengan alergen tersebut penderita menderita sesak nafas. Dalam hal ini bahkan tes eksposisi inhalatif dengan alergen tersebut tidak dianjurkan, karena jelas berbahaya. Tes eksposisi inhalatif spesifik ini tentunya harus dilaksanakan dengan persiapan yang teliti, terutama persiapan untuk kedaan gawat-darurat yang bisa terjadi, yaitu reaksi yang parah dengan sesak nafas berat yang bisa sampai menyebabkan kematian. Karena itu sebelum tes ini harus dipastikan, bahwa obat-obatan seperti kortison, antihistaminikum, epinefrin, cairan infus serta alat-alat untuk resusitasi termasuk intubasi sudah tersedia lengkap.

Pelaksanaan tes eksposisi inhalatif: Setelah persiapan-persiapan di atas, pemeriksaan dimulai dengan pelaksanaan spirometri. Jika ternyata pada pasien sudah dapat dibuktikan adanya obstruksi bronkial, maka tes tidak boleh dilaksanakan. Kecuali kalau obstruksinya hanya ringan sekali. Dalam hal ini dan jika tidak ada obstruksi, maka tes bisa dimulai dengan menyemprotkan alergen ke lubang hidung atau pasien harus menghirup alergen tersebut dari nebulizer.

 

 

 

Spirometri

Tes provokasi inhalatif

Setelah beberapa waktu, spirometri diulangi lagi dan jika tenyata timbul obtsruksi, maka harus diberikan bronkolitikum/betamimetikum. Tes ini bisa dilakukan di praktik, tetapi sebaiknya pasien tidak diijinkan pulang selama 1 – 2 jam untuk menjaga-jaga timbulnya reaksi lambat, yang terkadang juga bisa berat.

(bersambung ke bagian 2: gejala klinis dan terapinya termasuk pada shok anafilaktis berat, beberapa reaksi alergis di mulut dan sekitarnya, SIT dan SLIT: apa itu?)

80 Responses to Alergi (bagian1)

  1. kenz berkata:

    bapak dokter ya? hehehe… 6 tahun yang lalu, saya pernah survival di gunung selama 4 hari, dengan makan dari hasil hutan seperti arbei gunung, biji-bijian dan jamur (*tak lupa rumput 🙂 seminggu setelah kembali ke kota saya terkena alergi yang sampai sekarang juga masih terasa meskipun tidak sehebat yang dulu. Anehnya, tes alergi menunjukkan saya alergi debu .. apakah mungkin biji-bijian tersebut mengandung debu tertentu? *saya masih gak ngerti juga sampai sekarang. hihihi.. masak alergi debu? padahal debu dimana2 ;))

  2. tukangkomentar berkata:

    kenz,
    untuk dapat menjawab pertanyaan anda, saya harus tahu lebih dulu:
    1. Apakah sebelum kejadian tersebut anda sudah pernah makan makanan-makanan yang anda sebut?
    2. Terakhir kapan?
    3. Bagaimana bentuk reaksi yang “mengenai” anda itu? Sesaf nafas, bercak-bercak merah atau apa? Dan berapa lama waktunya dari anda tersesat itu sampai timbulnya reaksi pertama?
    4. Anda mengatakan alergi debu. Bagaimana gejalanya?
    5. Apakah reaksinya cuma terhadap debu atau juga terhadap makanan atau zat lain?
    6. Apakah waktu tersesat atau sesudahnya anda terserang batuk-pilek atau infeksi saluran nafas lain (pneumonia, bronkitis dsb.)?
    Sesudah dapat informasi tersebut mungkin saya perlu informasi tambahan atau dapat langsung menjelaskannya.
    Saya tunggu.

  3. cakmoki berkata:

    Gimana jumlah kasusnya untuk masing-masing jenis Pak ?
    Di praktek kami tiap hari ada aja, maklum daerah lembab dan industri kayu.
    Saya punya 2 pasien yang alergi terhadap semua jenis analgetik, satunya lagi alergi terhadap semua jenis antibiotik, repot kalau sakit.
    Oya, gimana tentang test kulit (ditinjau dari sudut patofisiologi) sebelum pemberian antibiotika parenteral ?
    Saya masih mengikuti pendapat “tidak tergantung jumlah”. Pernah ada pasien waktu mulai nancepkan test kanamisin udah langsung anafilaksis.

  4. Nananging Jagad berkata:

    Oooolah keadaan dunia memang serba tak terduga yo???misterius

  5. peyek berkata:

    nggak ngerti sama sekali, blogwalking ajalah,

    salam kenal

  6. Mbah keman berkata:

    wah tukom,,, teryata ahli kedokteran duh,salam kenal ya dok, senang bisa banyakdapat manfaat baca tulisan anda…

    saya heran kenapa orang miskin kok banyak yang tidak kena alergi,
    alergi lebih banyak terjadi sama orang yang makmur

  7. tukangkomentar berkata:

    Cakmoki,
    di Eropa jumlah penderita alergi cukup banyak, mengenai statistiknya akan saya sertakan dalam bagian kedua nanti.
    Tes kulit untuk antibiotika tidak terlalu umum dilakukan saat ini, hanya dalam beberapa studi hal ini diperkenalkan.
    Memang sebetulnya logis, kan kita tidak bisa tahu, terhadap antibiotika yang mana alerginya, jadi tidak bisa semua dites.
    Seperti juga tes alergi umum, biasanya yang dites ialah alergen-alergen yang sering dijumpai di lingkungan hidup kita dan baru dilakukan kalau sudah pernah ada reaksi alergi (untuk mencari alergi terhadap apa dan bukan apakah ada alerginya).
    Mengenai permasalahan jumlah atau kwantitas alergennya, ya, itu, banyak pendapat yang berbeda. Yang lebih penting tentunya kwantitas antibodi yang sudah terbentuk dalam tubuh, yang bakalan berreaksi dengan alergen itu.

    Nananging jagad dan peyek,
    salam kenal juga.
    Memang tubuh kita ini masih memiliki banyak rahasia yang sampai saat ini belum terpecahkan. Karena itu bekerja di bidang kedokteran ini untuk saya merupakan sesuatu yang tegang, karena sering kita melihat aspek-aspek baru dari hal-hal yang sudah kita “kenal”, yang mengakibatkan kita harus memodifikasi pikiran kita.
    Seperti dalam bidang alergologi ini. Kelihatannya bidang ini sempit, tetapi sulitnya setengah mati.

    Mabah Keman,
    salam kenal juga. Matur nuwun sudah berkunjung.
    Mengenai pertanyaan anda:
    ada sebuah teori yang mengatakan, bahwa kebersihan lingkungan (termasuk rumah) yang berlebihan bisa menyebabkan timbulnya alergi.
    Kenapa?
    karena tubuh kita jadi tidak terbiasa lagi untuk kontak dengan alergen-alergen yang kelayangan di “kotoran-kotoran” di sekeliling kita, jadi kalau manusia yang hidup dalam lingkungan yang bersih/steril itu suatu waktu kontak dengan alergen, ya, organismenya kaget dan membentuk antibodi tersebut di atas yang mengakibatkan timbulnya reaksi. Sedangkan pada orang miskin kan keadaan higienenya (maaf) kurang bagus atau paling tidak mereka tidak membersihkan lingkungannya secara berlebihan seperti yang kaya dan mau sok higienis. Jadi setiap hari mereka ada kontak dengan alergen-alergen itu, kan?
    Proses ini ikut mendasari terapi semi kuratif terhadap alergi, yaitu terapi hiposensibilisasi (dalam bagian kedua).

  8. Dani Iswara berkata:

    saya tertarik dgn komentar cakmoki yg alergi semua obat..

    apakah di eropa sana para pasien sendiri punya catatan pribadi ttg riwayat alergi (daftar alergennya; terutama yg banyak jenis alergi obat tertentu)?

    kl yg alergi sperma skrg gemana perkembangannya ya dok..(maap ngga ke jur. paru nanyanya..) 😀

  9. tukangkomentar berkata:

    Dani Iswara,
    kalau pasien sudah diperiksa dan alergen-alergennya sudah diketahui, biasanya mereka diberi sebuah kartu yang namanya “Allergiepaß” (bhs. Jerman). Juga semua reaksi terhadap Antibiotika yang termasuk alergi akan ditulis di situ. Masalahnya sering reaksi (yang kemungkinan reaksi alergi) tersebut tidak diikuti dengan diagnostik yang tepat. Akibatnya, kalau pasien contohnya kena erisipel, ya terpaksa diberi antibiotikum lain, padahal dalam hal ini kan yang palin optimal ya penisilin dan derivatnya.
    Pernah saya punya satu pasien yang katanya alergis thd. amoksisilin, eh ternyata setelah saya tanya lebih lanjut reaksinya bukan reaksi yang khas untuk alergi. Jadi saya coba saja, dan ternyata diagnosa ini harus direvisi, karen tidak timbul reaksi apapun!

    Pertanyaannya nggak apa-apa, karena saya juga alergolog kok.
    Mengenai alergi sperma, sebetulnya lebih cocok dan lebih tidak membingungkan kalau kita sebut alergi ejakulat. Kenapa? Karena sebetulnya reaksi alergis ini terjadi terhadap salah satu protein yang dikandung dalam ejakulat dan bukan terhadap sperma yang jago berenang itu.
    Alergi yang ini juarang sekali dan kalau nggak salah di seluruh dunia hanya ada 70 penderitanya yang dipastikan menderita alergi ini, sehingga banyak juga kolega yang tidak/belum mengenalnya.
    Pasiennya biasanya wanita usia 20 s/d 30 tahun. Reaksinya spesific terhadap spesies (dalam hal ini manusia), jadi ganti partner juga percuma. 🙂
    Yang diperkirakan menjadi alergen utama ialah bagian tertentu dari PSA (prostata specific antigen). Reaksinya bisa cuma rasa gatal atau panas postkoital sampai bisa anafilaktik shock.
    Terapi? Bisa dicoba dengan hiposensibilisasi.

  10. senyumsehat berkata:

    Yang sering bikin shock anaphylactic… lidokain pak, klo implant sifatnya biocompatible biasanya jarang alergi.

  11. tukangkomentar berkata:

    senyumsehat,
    memang implant biasanya tidak menyebabkan shock anafilaktis, tetapi reaksi alrgis lambat. Dan setahu saya memang implant yang modern memang kebanyakan biokompatibel, tetapi yang dari jaman sepur lempung nggak. Contohnya mungkin amalgam, ya?
    Mengenai reaksi di daerah mulut akan saya paparka dalam bagian kedua. Cuma saat ini saya masih agak sibuk. Segera menyusul.
    Salam.

  12. cakmoki berkata:

    Trims Pak.

    @ Dani Iswara
    Saya pakai PIM untuk record pasien allergi obat, sedang untuk pasien cukup kartu mini, sayangnya pasien sering lupa. (mungkin di dompet kebanyakan kartu)
    Waktu saya cuti, seorang pasien sempat “Steven Johnson syndrome” gara-gara berobat ke RS kelupaan gak bawa kartu alergi, beruntung masih tertolong.

  13. mamanya_mecca berkata:

    met siang pak dokter..saya mau numpang tanya niihh..anak saya mecca 10bln batukpilek ga sembuh2 udah 3-4bln ini..berat bdn jg ga nambah2 setelah usia 6bln..sedikit2 nambahnya.dari 6 bulan dan 9.2(senang bgt saat itu pesat perkembangannya)tapi sekarang masih seputaran itu 9.3 ataun 9.4..saya baca di internet kemungkinan alergi dan cocok dgn semua ciri2 tulisan dr widodo spa di bunda yg jg ahli alergi. Saya dtg ke bunda konsul, disarankan ganti makanan yg aman(susu kedelai,dgg sapi,tahu..hindari yg bisa micu:ayam,susu sapi,makanan kotak dll) saya dah turutin yg sembuh bintik2nya saja..tapi batuk pileknya masih..skrg saya lg mau coba ke dr aris wimbudi di omni medical centre pulomas,yg katanya bisa test alergen dgn mudah pakai metode bio-energi tanpa sakit..apa sih itu dok?katanya bisa puluhan alergen terdeksi dgn mudah..cuma baru senin ini bisa, soalnya sabtu dia ga praktek disitu…dokter tau ga bio-energi itu apa dan menurut dokter anak saya bagusnya bagaimana..alergi atau nggak.kalau memang bisa dibiasakan dgn pencetus alergi itu lama2 bisa kebal ya?bgmn caranya, kalau alergi debu masa saya mesti kotor2an dirumah…hehe..thx ya dok..maaf cerewet maklum ibu2 baru…

    salam

  14. tukangkomentar berkata:

    Cakmoki,
    masalahnya di Jerman juga sama. Pasien kebanyakan nggak bawa kartu alergi. Dan sering mereka juga nggak tahu alergi terhadap apa. Jadi kami sering harus tilpun dokter keluarga dulu sebelum memberi antibiotikum.

    mamanya_mecca,
    mengenai bioenergi, itu adalah bidang kedokteran alternatif dan saya kurang tahu hal itu. Kalau di Jerman dikenal metoda tes alergi bioresonans atau dalam bidang iridologi. Sekali lagi: saya tidak mempunyai pengalaman dalam hal ini, jadi tidak bisa memberi nasehat. Yang saya tahu ialah bahwa tes-tes ini cukup mahal dan menurut pengalaman rekan-rekan hasilnya “kurang” bisa dipercayai. Maaf.
    Apakh putri ibu betul punya penyakit alergi itu sulit untuk dipastikan. Harap dijelaskan sekali lagi: apakah ibu menyusui, sejak kapan timbulnya gejala-gejala tersebut, apa gejalanya, kapan timbulnya (sesudah makan atau terusan, kalau sesudah makan berapa lamanya dan makan apa saja?), bagaimana bentuk bintik-bintiknya? Seringkah anak ibu diare?
    Kalau mengenai batuk pileknya itu belum tentu alergi. Mungkinmemang sensitif saja terhadap penyakit ini. Seperti anak saya juga waktu masih kecil sering bronkitis, tapi sekarang sehat sekali. Kapan batuk pileknya? Harap diperhatikan apakah ada hubungan dengan hal-hal tertentu dan apakah juga ada sesak nafasnya?
    Mengani “alergi debU”: sebetulnya alerginya bukan terhadap debunya, tetapi terhadap kotoran dari semacam kutu kecil yang bernama Dernatophagoides pteronyssinus dan farinae atau terhadap alergen-alergen yang terkandung/tercampur dalam debu itu (serbuk bunga dsb.). Untuk mengetahui ini mesti:
    1. Diperhatikan, kapan timbul gejalanya (waktu kontak dengan apa)
    2. Tes alergi (tes kulit, kemudian tes darah dan kalau perlu tes eksposisi, harap baca posting saya)
    3. Kalau sudah jelas bisa dicoba terapi hiposensibilisasi (saya tidak tahu, apakah di Indonesia sudah bisa).
    Salam.

  15. mamanya_mecca berkata:

    tapi itu dokter kan? praktek di omni medical centre pulomas.dokter aris wibudi ding bukan wimbudi,maaf salah, aku copypaste aja deh..=Dr Aris Wibudi. Sp PD. ( Kadep Interne RSPAD Gatot Subroto Jakarta ) .test alerginya bioenergi (ditulis juga biofisika) gatau yg mana yg bener.. jadi bukan turunan ilmu kedokteran pasti?ada ya ilmu kedokteran alternative?semacam terapi2 nebulizer buat batuk masuk alternative jg ya dok?alternative brati agak2 ga kdokteran ya?maaf bnyk gataunya nih.
    mecca batuk pilek tdk sembuh dr tahun lalu desember…ga parah2 bgt sih..cuma on off tp adaa terus walau dikit, n tidak panas/demam.tapi kt dokter widodo sih bukan tbc..kmungkinan alergi kalo ga sembuh2.infeksi apa gitu ktnya.aku harus jauh2in yg kmungkinan micu.. aku menyusui cuma 1 bulan,krn pas habis caesar ,selama sebulan itu tiba2 alergi berat bentol2 seluruh tubuh..pdhl seumur2 jaman kul ga pernah alergi mau maen lumpur,gunung, atau sungai wong mainnya sama anak pa..sembuhnya disuntik apa tau sama dokter ahli alergi di klinik alergi tanah abang..dokter lain suntikannya ga mempan cuma dia aja tuh..itu jg yg bingungin aku,kok tiba2 aku alergi kmrn.menderita bgt bentolnya gateel..makin digaruk makin melebar..itu aku knp dok?
    back to mecca’s case; kalo dia, yg bintik di mulut terlihat sejak dia 6 bulan itu..tapi ga selalu ada.dan gaparah.kemarin sempet seminggu bintik/bentol di daerah paha dan betis.aku kasih elocon..ilang.mecca tidak sesak nafas, tapi dr baby nafas grok2 kalo bobo atau kdg kalo lg batuk.waktu dlm kandungan aja dia sering cegukan sampe aku panik usg terus2an.anak saya jarang diare, kalau pun iya pernah sering bab dan dikatakan dokter anakku bukan diare cuma lg sering bab dan masih normal. btw dok, debu ada kutunya?serem bgt sih..masalah memperhatikan triggernya sulit dok, kadang habis makan bintik, kdg nggak.tapi yg batuk pilek ini kalo asumsinya bener alergi kan susah detectnya wong dah 3 bulanan sakitnya..dulunya pernah jg batuk pilek jaman baby bgt tapi minum obat sembuh kena lg sembuh kena lg..jd aku lg cari pengobatan lain sapatau ga harus minum obat tiap hari..trus kenapa berat bdnnya ga naik dgn bener ya dok…emang makan jg penuh perjuangan sih..tapi kemakan kok..ya masalah test alergi saya mau coba.yg penting mecca ga ingusan dan batuk lg..n berat badannya nambah..huiks…thanks berat ya dok jgn bosen baca & balesnya..maklum emak2…maap nih kaya maksa bikin rubrik konsultasi dokter.hehe…sharring bole dunk..
    thx alot doc..

  16. astri berkata:

    pak dokter.. papa saya sakit alergi menahun… sudah minum berbagai macam obat, tapi belum sembuh.. alerginya tetap ada… nah, selama beberapa minggu ini, dia ke dokter, dimana dokter menyarankan tes suntik (mungkin tes seperti yang diuraikan di atas). Tes hanya bisa dilakukan saat papa saya tidak dalam keadaan alergi tanpa bantuan obat (3 hari tidak bole minum obat alergi) karena kalau dites saat penderita sedang alergi, katanya bisa pingsan… (saya juga kurang tau soal hal itu) ..
    nah, hari ini, mama saya telp, katanya, dari semua tes itu, ga ada yang positif, tapi ternyata waktu darah papa saya diambil lalu dikocok2, lalu disuntikkan lagi ke dalam, kulitnya langsung bereaksi, dan katanya itu artinya alergi terhadap darahnya sendiri, sulit untuk sembuh.
    yang saya mau tanyakan :
    1. Apakah alergi semacam itu dapat sembuh total dok ?
    2. Obat apa yang disarankan?
    3. Apakah kesembuhannya bergantung pada obat ?
    4. Apakah biayanya mahal ?
    Saya mengucapkan terima kasih sebelumnya untuk jawabannya dok.. 🙂

  17. mamanya_mecca berkata:

    dokter
    hr ini aku ke dr aris wibudi..metode yg dia pakai dari jerman lho katanya..dia belajar di jerman..hehe..aku tanya2in soalnya..biaya habis 285ribu bow per org, itu termasuk test alergi dan terapi penyembuhan..
    1.test alerginya ada puluhan item.si media alergenyannya dalam tabung2 kecil brp mili gitu.ada tabung alergen susu, ayam,mites,fungus,kepiting,mixed fungus,dll bnyk deh. Trus ngetestnya cuma pake alat kayak pancingan yg ujungnya lingkaran, kita ga boleh pake hp,arloji,berlian dll.lalu si pancinngan ditaro diantara tabung dan badan kita n gada sentuhan sama sekali ke tertuduh alergi:))..tapi kelihatan tuh kalo kita alergi sama apa, krn si pancingan itu ngangguk2 keatas dan kebawah bila alergi sama suatu jenis dlm tabung itu,udang misalnya..kalo nggak ya dia goyang kanan kiri.kayak magnet prinsipnya. negatif-positif kalo ga salah denger. hasilnya mecca alergi fungus,tungau,mites,debu,kucing,anjing,cumi,udang,susu sapi dll ..yg nyebelin si susu isomilnya yg lg dimimikin juga di test, n alergi hasil testnya.gpp kt dokter aris di mix aja susunya biar lebih biasa dan kuat.iyalah,please deh masa pake susu kambing.. pusing juga dari susu sapi sampe susu kedele babyku alergi..susu apalagi?

    2.lalu setelah itu masuk ruang terapi.caranya kita megang bola besi atau kunigan ya? soalnya berat tapi kuning, trus disambung ke kabel2 dan alat yg kyk ada monitor pengukur jantung (oya, secara baby ku ga bisa megang apapun dgn kalem, masi kecil oom,10bln,jd perantaranya aku yg megang bola sambil bersentuhan babyku).selama 2 menit untuk baby,4menit dewasa. karena keluhan mecca pilek, lagi2 ibunya yg kemudian disapukan/diteken2 dgn alat dingin kayak garpu tala yg tersambung jg ke kabel2 n monitor. wallahu allam sembuh ga nih babyku..tapi aku lgs ikutan terapi begitu sadar aku jg dr kecil sering pilek.jadi 285×2 tambah admin 600rban first visit..mahaal..tapi next visit,cukup terapi aja untuk penyembuhan katanya 85rb..aku masih mau mix nih ke dokter widodo dan dr aris wibudi ini..soalnya dr aris tetap nyuruh aku minta obat ke dr widodo atau ke spesialis anak kalau emang mau pake obat2an.aku masih berharap sembuh tanpa obat dgn terapi..tapi kalo imunisasi kan tetep ke dr spa dunk..jd sharing nih

  18. tukangkomentar berkata:

    mammanya_mecca,
    saya akan coba jawab satu-satu pertanyaan ibu.
    1. Nebulizer itu sebuah jenis pengobatan yang diterapkan dalam dunia kedokteran modern, jadi bukan jenis terapi alternatif.
    2. diagnostik dan terapi yang berprinsip pada bioenergi itu merupakan dari kedokteran alternatif dan memang banyak ditemui dan diterapkan di Eropa, juga di Jerman. Para dokter penganut kedokteran modern kebanyakan menolak prinsip ini sebagai suatu yang tidak serius. Saya sendiri berusaha untuk netral, karena untuk saya yang terpenting ialah bahwa pasien bisa tertolong. Seperti sudah saya tulis dalam jawaban sebelumnya, saya merasa tidak mempunyai kompetensi untuk menilai jenis ilmu kesehatan yang ini.
    Dari pengalaman saya sendiri, saya tidak pernah menjumpai pasien yang betul-betul tertolong oleh ilmu kedokteran alternatif ini, tetapi mungkin ini hanya terletak pada pengetahuan saya yang tidak mencukupi.
    Mengenai cara diagnostiknya seperti yang ibu ceritakan, saya berusaha untuk mengerti, tetapi kalau menurut kedokteran modern, pembuktian sebuah alergi ialah melalui: anamnesa, timbulnya gejala pada waktu kontak dengan alergen yang bersangkutan, pembuktian adanya antibodi yang spesifik terhadap alergen itu dalam tubuh kita. Tentang cara terapinya saya juga nggak cukup ngerti. Cuma kalau menurut pengertian kedokteran modern, penyakit alergi tidak bisa disembuhkan dengan obat. hanya kadang bisa dilemahkan simptomanya (melalui terapi desensibilisasi) atau ditekan simptomanya dengan kortison atau antihistaminikum.
    Terus terang, kalau membaca tulisan ibu di atas, kok asosiasi saya seperti baca cerita tentang tukang sihir ( 🙂 ). Tapi maaf, mungkin ya karena saya nggak ngerti saja, lho.
    3. Mengenai penyakit ibu: perlu saya tanya lagi:
    a. bagaimana bentuk bentol-bentolnya? Rata atau menonjol?
    b. kapan timbulnya? Apakah selalu ada atau kalau habis makan sesuatu?
    c. apakah betul itu alergi? Apakah bukan karena hormon-hormon anda sedang
    kacau? Karena operasi caesar itu kan suatu tindakan yang mengganggu keseim-
    bangan hormon dalam organisem, karena jalan yang normal dibelokkan?
    d. apakah keluhan itu sekarang masih ada?
    4. Mengenai keluhan putri anda:
    a. Kalau yang anda ceritakan dengan batuk-batuk dan nafas yang grok grok itu kok
    kedengarannya seperti bronkitis biasa saja, ya? Apalagi kalau nggak ada
    hubungannya dengan kontak makanan atau lain-lainnya. Coba perhatikan saja
    dulu dan nggak usah panik. Kalau mau meringankan coba inhalasi dengan
    nebulizer dengan cairan DNCG (dinatrium chromoglicicum atau chromoglycinacid)
    2 s/d 3 kali sehari kalau sedang parah. Jangan inhalasi macam-macam pakai
    balsam dsb, karena ini akan merangsang produksi cairan hidung dan bronki dan
    mengiritasi selaput lendir saja.
    b. Mengenai reaksi kulit itu, coba ibu perhatikan saja sekali lagi, kapan munculnya,
    apakah pada waktu makan/minum makanan/minuman tertentu. Kadang dengan
    cara yang mudah ini saja sudah dapat diperkirakan alergi terhadap apa.
    Tetapi mungkin juga itu juga ketidak-tahanan putri anda saja terhadap
    makanan/minuman/zat tertentu saja yang bukan alergi. Mungkin ibu bisa
    membuat sebuah “buku harian” tentang itu dengan data dan reaksinya? memang
    repot, tetapi dengan cara yang murah ini sering bisa diketemukan alergi terha-
    dap apa

    Mbak Astri,
    Kalau tes alergi dilakukan waktu pasien sedang kambuh alerginya, kan kita nggak bisa menilai, apakah reaksi yang timbul itu akibat tesnya atau masih dari reaksi alergi sebelumnya. Logis, kan? Jadi nggak ada hubungannya dengan pingsan atau nggak.
    Pada pelaksanaan tes alergi, memang ada kemungkinan, bahwa pasien bereaksi secara kuat, sehingga bisa menimbulkan reaksi-reaksi yang saya paparkan di posting saya.
    Mengenai alergi terhadap darah sendiri kok saya belum kenal, ya? Tapi kalau dipikir logis, kalau kita alergi terhadap darah sendiri, kan kita bisa mati? Kan darah kita nggak bisa dibuang gitu saja, ya?
    Untuk ini juga saya minta mbak menuliskan secara lebih jelas, bagaimana bentuk “alergi” itu (apakah betul alergi?)? Kapan timbulnya? Apakah ada hubungannya dengan makan/minum sesuatu atau dengan kontak dengan zat/barang tertentu?
    Oh, ya, di blognya Mas Cakmoki ada ruang tanya jawabnya, mungkin bisa kita alihkan ke sana supaya bisa didiskusikan oleh kolega-kolega yang lain juga? kalau nggak mau juga nggak apa-apa di sini.
    Salam.

  19. astri berkata:

    Nah itulah dok.. saya juga bingung.. dokternya bilang, alergi papa saya itu ga ada hubungannya dengan makanan, cuaca ato apapun…
    kalo memang lagi saatnya alergi, ya dia alergi sendiri, nti kalo mau sembuh, dia sembuh sendiri walopun tanpa minum obat… emang ada yah alergi seperti itu ?
    Alerginya bener2 alergi sih dok.. bentol2 merah di kulit dan gatal…
    Btw, sebelumnya, makasih banget yah dok..
    blognya Mas Cakmoki di mana ya ?

  20. mamanya_mecca berkata:

    pagi dokter yg baik…
    makasih ya balasannya..
    hihi..sumpah dok, gak kayak tukang sihir kok pengobatannya, cuma krn saya br liat alatnya jd penggambaran saya sulit bgt..imajinasi tgkt tinggi..:)). Btw eniwei dokter, babyku nama lengkapnya mecca tauriq bachtiar.its a babyboy name lho, taken from mecca the holly land..sering bnyk yg salah kalu ku sebut depannya aja. huiks..:'(

    mengenai penyakitku alergiku yg lampau,no 3
    a s/d d:
    bentol2nya menonjol dok tapi ga benjol kyk cacar,aga flat gitu..tp kalo digaruk jd melebar benjol n merah2nya itu.merambat. aku dulu langsung konsul ke dokter kandunganku, dokter andrew hermina sunter, aku nanya apa ada pengaruhnya krn habis caesar..dia bilang tidak. trus dikasih obat(lupa apa).Saat itu, aku sempet ke bbrp dokter di sunter.di medika,di ugd hermina. lalu suamiku suruh minum insidal, ya wis tak turuti..ga ngaruh juga saat itu, disuntik sama dokter di medika ngaruh cuma sejam sembuh,muncul lagi..trus krn gemeezz bgt sama gatelnya, aku browsing deh ke internet dpt alamat klinik alergi indrayana kalo ga salah di tanah abang..ketemu dokter, udah tua..di suruh isi kuesioner dulu sblumnya n test di ambil darah..ga lama di ruang konsul ngobrol bentar,lalu lengan atas kiri tanpa babibu langsung disuntikin (cairan apa ga tau) dgn cepaat..(dokter nya pikir saya takut suntikan..pdhl sy berani kok).nah..langsung sembuh ga dateng lg tu gatel sampe sekarang..katanya aku alergi tp alergi apa ga pasti(kok dia blg ga pasti ya?trus darahku untuk apa diambil ya..jd kpikiran sekarang malah..).katanya bisa debu bisa kutu..cuma pertanyaan saya knp muncul stelah delivery baby ga terjawab..
    dokter tau ga knapa?kira2..
    skrg saya sudah sembuh ga pernah kambuh lg,cuma kepikiran kenapa dr kecil saya pilekkk mulu, setaun 12 kali lebih kali..mampet2 gitu tapi ga pake panas/demam.makanya saya h2c(harap2cemas) ikutan terapi kaya babyku,di biofisika kali aja ngabur pileknya gitu..huiks tapi ternyata ga diakui ilmu kedokteran umum ya dok..huikkss..semoga sy bruntung bs sembuh

    back to my son case:
    bingung dok krn abis makan apa, sekarang aku cuma kasih makan non alergi:biskuit farley pagi.
    siang sore : kentang+sapi giling dr carrefour yg aussi+baby buncis+wortel+tofu/tempe+filma mrgrn non salted+garem juga sih dikit. dikukus semua n di blender..itu aja tiap hari..kdg kasih apel gala di proses blender..tp kok masih pilek n kadang bintik merah di pipi atau di paha..
    apa aku mesti ganti semua makannanya lagi?udah lama juga aku stop tomat sejak smua dokter anakku kompak said so saat mecca batuk..ayam stop sejak 3minggu stop.ikan laut ga pernah seumur2 dia nyobain krn sejak awal dicurigai alergi. mungkin saya kasi lele besok kali ya..nebulizer udah pernah di bunda mungkin aku bkl sering deh nebulizer lg tp yg di sunter2 aja,biar deket..itu ngaruh bgt kan ya dok buat ngeluarin grok2/slam nya itu?

    mungkin bener kali aku pake catatan harian walaupun aku inget semua makanan yg dia makan sama selama seminggu pertama..

    buat mbak astri ni klik aja kesini mas coki tny jawab:

    Tanya Jawab

    kalo aku dah terlanjur disini ga enak copy paste lagi dokter…panjang bgt sih aku kyk kreta api..:))

    thks alot ya dok
    salam

    ps: bronkhitis taunya dr mana dok?ke dr spa biasa aja ya sy tanya ulang? trus kalo sakit batuk pilek grok2 gini boleh di imunisasi campak ga? blum dicampak krn sejak desember itu dia batuk pilek..kadng frustasi juga ga tega sama anakku ke dokter mulu..

  21. astri berkata:

    Thx banget yah mamanya_mecca:)

  22. tukangkomentar berkata:

    mamanya_mecca,
    banyak pertanyaan dalam bidang alergologi yang belum terjawab.
    Mengenai yang anda derita, mungkin jawabnya seperti yang saya tulis untuk kang Adhi di Alergi (bagian 2).
    Jadi berhubungan dengan stress, tetapi bisa juga gangguan keseimbangan hormon itu terjadi, karena proses kehamilan sampai kelahiran yang alamiah dihentikan mendadak oleh sectio caesarea tsb.
    Kalau masa stress ini sudah lewat, biasanya kesediaan untuk reaksi alergi akan hilang juga, atau kalau tatanan hormon dalam tubuh sudah kembali lagi seperti semula. Nah, yang disuntikkan itu mungkin kortison ya? Coba tanya lagi kalau sempat.
    Mengenai pilek-pilek ini ya kan miripü dengan Mecca (maaf lho dikira nama putri). Kemungkinan memeang anda “bakat” batuk-pilek, karena dari sononya ada keinstabilan pada selaput mukosa hidung dan bronki (yang pada dasarnya jenisnya sama), sehingga sel-sel tertentu, yang disebut mast cells, lebih cepat rusak dari pada orang lain, sehingga kalau ada rangsangan sedikit saja, anda akan langsung kena batuk-pilek. Nah, mungkin Mecca ini “mewarisi” ini dari anda. Nah, yang namanya DNCG (lihat di atas) itu efeknya untuk lebih menstabilkan sel-sel tersebut. Mungkin bisa dicoba. Dan yang sering menolong juga kalau anak dan anda sering jalan-jalan atau pariwisata ke pantai, karena angin yang mengandung cairan garam itu bisa membantu menstabilkan juga sel-sel tersebut. Alat nebulizer kalau di Jerman bisa beli sendiri dan obatnya (DNCG) itu bisa diresepi. Kalau di Indonesia saya nggak tahu, mungkin mas Cakmoki bisa membantu. Kalau cuma-batuk pilek saja tanpa panas dan kelihatannya tidak “sakit”, menurut saya ya bisa saja di imunisasi. Tapi saya bukan dokter anak, lho. Dan sebaiknya sedia obat untuk menurunkan panas juga, kalau perlu (kalau panasnya lebih dari 38°C).
    Mengenai reaksi kulit putra anda kok saya belum yakin seratus persen, bahwa itu alergi. Mungkin kan bisa ketidak-cocokan atau intoleransi “biasa” saja dan bukan reaksi alergi. Kalau mau tahu, apakah dik Mecca betul-betul punya penyakit alergi, baiknya dicoba dulu menentukan kadar IgE totalnya. Kalau tinggi, nah baru dicari secara detektivis kemungkinan alergennya (seperti yang sudah saya tulis di atas, jadi harus diperhatikan reaksinya pada waktu makan apa), kemudian ditentukan IgE spesifiknya. Biasanya kalau ahli alergi harus tahu jalannya/urutan diagnostik ini. Sering malah kalau teliti nggak usah tes macam-macam bisa ketahuan.
    kasihan kan anaknya hidup di surga makanan tapi nggak boleh nyoba apa-apa???
    Mudah-mudahna bisa membantu.

    Mbak Astri,
    sekali lagi: saya nggak percaya, bahwa ayah mbak alergi terhadap darahnya sendiri. Mana bisa orang hidup kalau alergi terhadap darahnya sendiri?
    Sebaiknya mbak anjurkan ayah anda untuk membuat buku harian mengenai: kapan timbulnya reaksi alergi tersebut, apakah ada hubungannya dengan makan sesuatu atau kalau beliau memakai sesuatu yang baru, minum obat dsb., bagaimana bentuk reaksinya (bercak-bercak merah, gatal, nyeri dsb.), berapa lama berlangsungnya, hilang sendiri atau karena obat (dan obat apa).
    Sekali lagi: banyak kerjaan dan harus teliti, tapi dengan cara ini mungkin bisa menemukan alerginya (kalau memang alergi) terhadap apa (kira-kira). Dan pemeriksaan lanjutnya bisa lebih terarah dan tidak hantam kromo dicoba semua, sehingga jadinya muahal sekali.
    Dan sekali lagi: alergi tidak/belum bisa disembuhkan. Kemungkinannya: menghindari alergennya (kalau alergi terhadap kucing ya kucingnya diberikan orang, kalau terhadap udang ya jangan makan udang), bisa juga terapi hiposensibilisasi (baca Alergi (bagian 2), atau bisa mengobati simptomanya dengan kortison atau antihistaminikum.
    Tapi cobalah cari dulu alergennya dengan memulai membuat buku harian.

  23. astri berkata:

    terima kasih pak dokter… nanti saya sampaikan saran2 dokter ke papa saya 🙂

  24. Naning Widyastuti berkata:

    Pak dokter yang baik,
    Saya seorang wanita berusia 31 tahun.Saya punya keluhan masalah alergi. Yang terjadi selama ini kalau saya mengonsumsi antibiotik pasti saya akan berakibat negatif pada diri saya. Saya pernah mengonsumsi Kamox untuk mengobati penyakit batuk saya, yang terjadi kemudian badan saya bengkak2, selanjutnya saya pernah pendarahan gusi, terus saya mengonsumsi lycosin, yang terjadi di punggung dan dada saya muncul biang keringat yang sangat menggangu. Terus terang sampai sekarang saya masih trauma dengan antibiotik. Mohon penjelasannya pak dokter
    Terima Kasih.

    NANING WIDYASTUTI

  25. tukangkomentar berkata:

    Mbak Naning,
    maaf saya kurang tahu nama obat di Indonesia, harap tulis dulu: Kamox dan Lycosin itu isinya apa?
    Baru nanti saya bisa jawab pertanyaan anda.
    Mengenai batuk, saya sedang menyiapkan posting tentang hal ini. Akan segera saya tampilkan.

  26. Praktisi Bicom2000 berkata:

    salam kenal,
    tertarik menanggapi informasi biofisika / bioresonansi di bidang alergi.
    sy dokter praktek khusus alergi di bekasi dan jl bumi, kabayoran baru, kebetulan metoda yang di pakai untuk tes dan terapi alergi adalah metode biofisika.
    sy sendiri terjun dibidang ini setelah th 2004 menyaksikan ayah dan istri sy yg alergi berat dan sdh bertahun-tahun menderita( sekitar 40 macam alergen ), secara cukup cepat berhasil di deteksi dan di sembuhkan oleh Dr Aris Wibudi di RS OMC Pulomas.
    Tidak ada hal yang aneh, ilmu ini asalnya dari Jerman. ayah sy th 2005 berangkat kesana dan mengambil diploma di bidang bioresonasi dan kemudian praktek bioresonansi di Tebet Barat Dalam, sdh byk pasien yg di sembuhkan. feb yg lalu baru saja sy kesana utk mengambil diploma dan sekarang sdh siap untuk praktek.
    Evidence-based studies ada , bukan alternative tapi merupakan komplementer. Depkes sdh memberikan surat ijin impor Bicom, organisasi PK2AI dan Batra sdh merestui utk praktek. Prof DR Suhariningsih ka Lab Mipa unair Sby bisa memberikan rekomendasi bahwa hal ini sangat ilmiah dan dapat di buktikan. Bukannya ingin berdebat bila ingin mendapatkan info lebih lanjut. please kontak sayadan mampir di tempat saya. 26 Mei 2007 di Menara Peninsula Jakarta akan di gelar seminar dokter Bicom dan seminar awam. tgl 27 Mei acara yang sama H Marriot di surabaya.
    salam buat sejawat yang tertarik dibidang alergi.
    NB. bagi yg ingin tahu bentuk alat yg di pakai buat tes adalah tensor ( search yahoo / google )
    alat yg di pakai terapi Bicom2000 ( search keywords regumed, bicom )

  27. tukangkomentar berkata:

    Hallo kolega di Jakarta,
    seperti sudah saya tulis di atas, memang metoda ini dikenal di Jerman, akan tetapi sampai sekarang masih menjadi perdebatan, apakah ini alternative medicine atau komplementer.
    Kalau anda punya sumber mengenai studies-nya yang evidence based, mohon diberi tahu.
    Sebagai seorang yang tidak mempunyai pengalaman sama sekali dalam hal ini, saya tidak berani memberi komentar apa-apa.
    Bagi saya, biar apapun metodanya, kalau ternyata memang betul bisa menolong pasien, ya saya dukung sepenuhnya.
    Btw.: di sini bisa anda temukan ringkasan sebuah studi.
    Setahu saya belum ada evidence based study biorenonans terapi dengan anak-anak penderita asma.
    Dan setahu saya (sekali lagi: setahu saya) belum ada penderita penyakit atopik yang bisa disembuhkan (baik dengan cara kedokteran kovensionil maupun dengan cara alternatif ataupun komplementer).
    Dan menurut pengertian saya, komplementer berarti tambahan. Sedangkan bioresonans terapi belum, sekali lagi: belum, diakui sebagai terapi tambahan (yang berefek).
    Tetapi, sekali lagi, mungkin anda mempunyai sumber-sumber yang lebih mantep dari pada saya. Saya harap anda bersedia membaginya dengan saya.
    Makasih.

  28. Praktisi Bicom2000 berkata:

    akan sy kirimkan copy literatur evidence based termasuk keberhasilan terapi utk asma, atopik alergy yg terangkum dalam studynya. mohon kirim nama + alamat lengkap via sms ke 0811 914802.
    salam 😉

  29. tukangkomentar berkata:

    Praktisi Bicom2000,
    maaf, saya di Jerman, jadi kalau bisa lewat ruang tamu saja (cukup nama pelaksana studi-studinya, nanti bisa saya cari di internet). Apakah yang anda maksud itu studi-studi dari Rumania, Austria dan Rusia? Setahu saya ada sebagaian yang uncontrooled dan kebanyakan jumlah proband-nya sedikit. Tapi saya tunggu dah kiriman anda.
    Terima kasih sebelumnya.
    🙂

  30. mama aqil berkata:

    dok, saya ibu dari 2 anak yang mempunyai bakat alergi, anak yang pertama berumur 4 tahun 7 bulan dan yang kedua berumur 7 bulan, yang pertama hampir setiap minggu batuk pilek, sudah saya amati mengenai makanan, seafood-ikan laut tidak alergi, chikie tidak makan, es tidak, pokoke makanan sudah dijaga, tapi tetap saja batuk-pilek, saya jadi bingung apa sih penyebabnya ??? rencananya saya mau test cuma umur anaknya masih kecil, ada tidak test alergi yang untuk anak kecil ??, saya pernah baca ada test yang tidak sakit dan bisa untuk anak kecil, menggunakan metode biofisika, apakah itu bisa akurat untuk mendeteksi alergi ?? dan adakah manfaatnya jika kita melakukan test alergi, sebab ada dokter yang bilang test alergi tidak begitu berguna, tolong ya dok, sebab saya kasihan dengan anak saya, ini dilarang, itu dilarang, yang belum tentu dia alergi dengan hal tersebut, anak kan jadi tidak bisa bereksploarsi dengan makanan, dan dikhawatirkan anak jadi penakut sebab ini tidak boleh itu tidak boleh, atau dia tidak bisa bebas, dan akhirnya anak akan mencuri-curi jika ingin sesuatu, nah ini kan tidak baik buat mental anak, dia berbohong, tidak jujur. tolong ya dok baiknya bagaimana, saya sedang mencari info sebanyak-banyaknya tentang alergi, terima kasih ya dok.

  31. tukangkomentar berkata:

    mama aqil,
    maaf terlambat sekali jawabnya, karena saya baru kembali dari cuti mendadak ke Indonesia dan sibuk sekali.
    Kalau menurut cerita anda kok rasanya seperti bukan alergi, tetapi cuma kepekaan selaput lendir hidungnya saja. Coba saja ijinkan makan semua makanan (tentu yang sehat-sehat 🙂 ), kalau memang alergi makanan kan nanti keluar reaksinya. Memang ini salah satu cara untuk mendeteksi alergi makanan.
    Nah kalau batuk pileknya sih memang memusingkan, tetapi biasanya kalau sudah lebih besar akan hilang sendiri. Jangan diberi terlalu banyak obat, apalagi antibiotikum atau antihistaminikum (sebelum tahu jelas sebabnya) dan nggak usah dites alergi macam-macam. Kalau bisa kurangi berada di ruangan yang berAC, sering jalan-jalan ke pantai.
    Salam, dan mudah-mudahan bisa membantu sedikit.

  32. Didin berkata:

    Salam kenal Dok

    Anak saya umur 5 bln habis opname karena alergi, pertama kali anak saya batuk pilek, dan dibawa bundanya ke dokter, dikasih obat puyer (naap blm tahu jenis obatnya), setalah minum puyer timbul bercak merah (seperti pulau hampir diseluruh tubuhnya) dan mencret, besoknya dibawa ke dokter lagi dan diberi ryzen, bukannya sembuh, bercak merahnya semakin membiru sampai sekitar matanya, akhirnya masuk rumah sakit, hari pertama dirumah sakit anak saya masih diberi obat dengan dosis lebih sedikit tp masih tetap bercaknya, dan akhirnya obatnya distop cuman obat tetes hidung,fisioterapi dan obat sirup untuk tidur kalau gak salah (maaf lupa nama obatnya), akhirnya bercaknya mulai berkurang sampai hari keempat, anak saya pulang dan dikasih obat lagi ama dokter, katanya racikannya beda sama yg kemaren, sampai dirumah, obat itu diminumkan dan bercak merahnya timbul lagi, akhirnya saya stop obatnya, dan saya tanyakan ke dokternya apakah anak saya alergi obat, dokternya belum bisa memastikan harus nunggu 6 minggu, bunda harus tdk boleh makan-makanan yang menyebabkan alergi,
    1. sebenarnya anak saya ini alergi apa?kalau alergi makanan selama 5 bln sebelumnya tidak ada tanda apa2 walaupun bundanya makan makanan yg dapat menyebabkan alergi
    2. Apakah alergi itu dapat menghambat perkembangan bayi?
    alhamdullilah batuk pileknya udah mulai hilang cuman fisioterapi selama 2 hari dan asi+susu soya tanpa obat .
    terima kasih sebelumnya

  33. Didin berkata:

    Salam kenal Dok

    Anak saya umur 5 bln habis opname karena alergi, pertama kali anak saya batuk pilek, dan dibawa bundanya ke dokter, dikasih obat puyer (naap blm tahu jenis obatnya), setalah minum puyer timbul bercak merah (seperti pulau hampir diseluruh tubuhnya) dan mencret, besoknya dibawa ke dokter lagi dan diberi ryzen, bukannya sembuh, bercak merahnya semakin membiru sampai sekitar matanya, akhirnya masuk rumah sakit, hari pertama dirumah sakit anak saya masih diberi obat dengan dosis lebih sedikit tp masih tetap bercaknya, dan akhirnya obatnya distop cuman obat tetes hidung,fisioterapi dan obat sirup untuk tidur kalau gak salah (maaf lupa nama obatnya), akhirnya bercaknya mulai berkurang sampai hari keempat, anak saya pulang dan dikasih obat lagi ama dokter, katanya racikannya beda sama yg kemaren, sampai dirumah, obat itu diminumkan dan bercak merahnya timbul lagi, akhirnya saya stop obatnya, dan saya tanyakan ke dokternya apakah anak saya alergi obat, dokternya belum bisa memastikan harus nunggu 6 minggu, bunda harus tdk boleh makan-makanan yang menyebabkan alergi,
    1. sebenarnya anak saya ini alergi apa?kalau alergi makanan selama 5 bln sebelumnya tidak ada tanda apa2 walaupun bundanya makan makanan yg dapat menyebabkan alergi
    2. Apakah alergi itu dapat menghambat perkembangan bayi?
    alhamdulillah batuk pileknya udah mulai hilang cuman fisioterapi selama 2 hari dan asi+susu soya tanpa obat .
    terima kasih sebelumnya

  34. tukangkomentar berkata:

    Didin,
    1. Kalau anak kecil batuk pilek biasanya bukan sesuatu yang membahayakan. Kenapa harus dibawa ke dokter? Kecuali kalau panas sampai kejang-kejang.
    2. Mungkin di dalam obat puyer itu ada antibiotikumnya (coba tanya saja ke dokternya). Kemungkinan kalau alergi ya terhadap itu.
    Memang di Indonesia setahu saya antibiotikum sering diberikan, juga pada anak-anak kecil. Jadi coba tanya lagi apa isi obat puyer tersebut.
    3. Kok tahu alergi atau nggak tunggu 6 minggu? Alasannya apa?
    4. Ibunya tidak boleh makan-makanan yang bisa menyebabkan alergi? Makanan apa? Diperinci atau tidak? Pada prinsipnya hampir semua makanan bisa menimbulkan reaksi alergi kan? Jadi makan apa istri anda?
    Kalau saya baca cerita anda kok sepertinya bukan alergi makanan (kalau itu memang betul alergi lho!). Alergi tidak menghambat perkembangan bayi, kecuali kalau reaksi terus-menerus dan diberi obat terus-menerus (terutama kortison, bisa menghambat pertumbuhan).

    Saran saya:
    1. Kalau anak batuk pilek jangan terlalu cepat dibawa ke dokter, kecuali kalau panas di atas 39°C (apalagi sampaim kejang). Kalau panas saja coba pakai cara nenek-moyang kita: dikompress. Sakit-sakit gitu (kalau nggak parah lho!) itu nggak jelek untuk anak-anak, karena merangsang pembentukan pertahanan dalam tubuh. Kalau terlalu cepat diberi obat (kimia) jadi tubuh tidak memperoleh kesempatan untuk membangkitkan perlawanan yang memadai.
    2. Kan jelas hubungan reaksi itu dengan racikan, kok alerginya dijuruskan ke makanan? Tanya yang jelas apa isi racikan-racikan tersebut (kedua-duanya).
    3. Kalau menurut saya makan saja seperti biasa. Dan perhatikan anak anda reaksi terhadap makanan apa yang dimakan ibunya (masih disusu dan belum dapat makanan tambahan?).

    Mudah-mudahan bisa membantu sedikit.
    Salam

  35. indra pratama berkata:

    Salam kenal dok, saya adalah mahasiswa fakulyas kedokteran di Jakarta, saya ingin ertanya tentang reaksi alergi ini dok.
    orang tua saya suda sekitar satu bulan mengalami gejala-gejala yang menurut dokter adalah seperti reaksi alergi, badannya tidak demam dan panas, tapi katanya dia merasakn gejala panas dan kering dari tenggorokan-usus sampai kandung kemihnya, dan kalau berkemih terasa sakit, mulutnya juga selalu terasa kering walaupun sudah minum banyak.Saat ini kalau beliau minum obat, apaun iu pasti merasa tangan dan kakinya bengkak, tapi kalau dilihat secara visual tidak terlalu terdeteksi.Hasil tes darah yang terakhir bilang bahwa hasilnya normal. Yang ingin saya tanyakan :
    1. Penyakit apakah yang pernah diderita orang tua saya ini ?
    2. Pmeriksaan ata tes apa yang sebaiknyakan perlu dilakukan
    3. Pengobatan apakah yang sebaiknya dilakukan.

    Terakhir saya berterima kaih atas waktu yang sudah diberikan. Salam saya

    Indra Pratama

  36. Romie berkata:

    Dear Dok,
    Saya ayah dr anak berusia 6 tahun, anak saya itu dari kecil sudah sering sakit batuk, pilek sampai sesak dan bunyi. setiap bulan biasanya sakit batuk dan flu dan sering sekali ke dokter. Saya sudah coba di rontgen dan hasilnya bahwa banyak lendir yang ada di dalam dan itu menyebabkan batuknya sesak dan bunyi. kalau sedang sakit dia tidak bisa tidur sampai pagi walaupun sudah di kasih obat. btw, anak saya kalau kena udara dingin dan kecapeain suka batuk dan kalau udah diberi obat, batuknya beberapa menit hilang. apakah itu juga dinamakan alergi?

    Saya sudah coba kebeberapa dokter tapi hasilnya masih sama. sembuh dalam beberapa hari tapi bulan depannya sakit lagi.

    Dok, kira2 apa yang harus saya lakukan agar anak saya punya daya tahan tumbuh (saya juga sering memberi vitamin utk dahan tahan tubuh) agar tidak gampang sakit. Apa perlu rontgen lagi? obat batuk, pilek untuk anak baiknya apa ya?

    Sebelumnya terima kasih banyak.

    B’regards
    romie

  37. tukangkomentar berkata:

    Indra Pratama,
    maaf baru sekarang bisa menjawab pertanyaan anda.
    Untuk itu saya perlu informasi yang lebih mendetil.
    1. Orang tua anda itu ayah atau ibu? Usianya berapa?
    2. Anda menulis, bahwa keluhan itu ada sejak kurang-lebih satu bulan. Bagaimana timbulnya, mendadak atau lambat-laun?
    3. Di mana diperiksa suhu tubuhnya? Kalau yang paling bagus di dubur atau dengan alat pakai infra red di telinga. Dan hasil pemeriksaan darah apa saja yang sudah dilaksanakan? Apakah tes urin (status dan sedimen) sudah dilaksanakan juga?
    4. Obat apa yang di minum beliau?
    5. Apakah keluhan itu ada hubungannya dengan aktivitas tertentu? Makan/minum sesuatu, atau kalau sedang melakukan sesuatu?
    6. Adakah kelainan-kelainan di kulit yang baru timbul atau kadang-kadang timbul?
    7. Apakah beliau sedang melakukan kegiatan tertentu atau pernah melakukan kegiatan tertentu belakangan ini (sebulan yang lalu dan sesudahnya)?
    Tolong di jawab dulu pertanyaan-pertanyaan ini.

    Romie,
    Pertama saya heran, bahwa dari rontgen bisa kelihatan banyak lendir di paru-parunya. Mungkin yang dimaksud pak dokter itu ialah tanda-tanda adanya bronkitis. Setahu saya lendir tidak bisa tercakup oleh pemeriksaan rontgen.
    Tidak jarang anak kecil yang menderita batuk-pilek dan mereka memang peka terhadap “penyakit” ini. Dan ini memeang suatu yang mengganggu sekali dan membikin kuatir orang tuanya.
    Ini juga kami alami pada putra kami yang pada waktu kecil sering sekali kena bronkitis sampai sesak nafas. Apa yang kami lakukan? Kami jarang sekali memebri obat antibiotikum (paling 1-2 kali selama ia masih kecil dan inipun kalau panasnya keterlaluan dan dahaknya banyak). Selain itu kami hanya melakukan inhalasi dengan air garam (cairan NaCl 0,9%) 2-3 kali sehari dan kalau malam (sekali lagi kalau malam!) kadang memberi obat anti batuk.
    Mungkin anak anda itu berhenti batuknya karena mendapat obat anti batuk, ya? Bisa diberitahu saya nama generiknya?
    Anak saya tidak mengalami hambatan pertumbuhan, karena makanannya selalu kami perhatikan.
    Kalau menurut saya, itu bukan alergi, tetapi bronkitis biasa, yang kebanyakan akan hilang sendiri kalau anak tambah besar.
    Sementara itu lakukanlah pengobatan konsevatif (inhalasi, sering jalan-jalan di udara yang segar, makanan yang sehat dsb.).
    Tentu saja ini kalau penyebab-penyebab batuk yang lain sudah dipastikan tidak ada.
    Kapan di rontgennya?
    Apakah anda merokok? Asap rokok bisa memperparah batuknya lho!

  38. fani krismawati berkata:

    tanya, saya kena alergi dingin nih kl di rumah, setiap pagi apalagi suhu rendah saat ini bikin gatel2 ampe aduh, g ketulungan. gawatnya lagi kl kena ac terlalu dingin bisa sesak napas.

  39. rinni berkata:

    Numpang tanya dok…….
    Dari kecil hingga sekarang saya alergi obat dok. Mulai dari jenis obat penurun panas sampai antibiotik. Sejarahnya dimulai ketika saya kelas 5 SD, demam, terus dikasih paracetamol, bukanya turun panas tapi malah tambah panas, menjelang kuliah daftar alerginya semakin tambah dengan masuknya antalgin. Ciri2nya biasanya bentol2 dan gatal (all body),kalo dah sekitar 2 jaman bentolnya menyatu shg spt bengkak, kalo efek obatnya hilang, bekas bentolnya menjadi merah seperti penyakit kulit, wuiiih ngeri…
    Dan tahun-tahun terakhir adalah tahun yang memusingkan, karena setiap penyakit yang notabene demam, selalu obatnya ditolak oleh badan a.k.a alerginya kumat. Gimana ga pusing orang radang tenggorokan, ma pusing kepala kalo buat saya susah dicari obat yang tepat, paling yooo tidoooorrrr….. Terakhir saya saya sempat terkena malaria tipe cincin, yang baru terdeteksi tiga hari setelah demam (virusnya kucing2an). Dan untuk menurunkan demamnya (40 derajat) telah dicekoki berbagai obat mulai dari asam metemafat, ibuprofen, dan sejenisnya, ora kodal je dok, bahkan sudah diinjeksi segala, tapi untunngnya penyakitnya sudah ketahuan…… Belajar dari itu saya menyimpan cakil didompet isine cakil alergi. Habisnya dulu pernah tes darah dan hasile ga memuaskan..
    1.Kok bisa ya alergi kayak gitu
    2. Adakah alternatif obat lainnya untuk meringankan penderitaan (whehehe…)

  40. rinni berkata:

    eh lupaaaaaaa.
    Matur nuwuuuun

  41. superkecil berkata:

    bang dokter…
    kalo direct injury bisa menyebabkan peningkatan permeabilitas pembuluh darah ga ya?sebenernya beda diapedesis limfosit sama netrofil apa yah?

    bener g kalo diapedesis limfosit itu secara interepithelial sedangkan diapedesis netrofili secara intraepitelial????

    mmmhh tanya lagi..
    myeloperoksidase apakah berhubungan erat dengan netrofil…
    maw tanya mekanismenya…

    hehe…
    tanya’nya iseng banged yah?
    biar ah..

    makasi jawabnya…

  42. ayah faza berkata:

    Pak dokter yang budiman,
    anak saya faza, 4 thn, laki laki berat 14 kg sudah setahun ini dia menderita mata merah, gatal dan berair terutama di sore hari setelah mandi sore dan sebelum tidur. Sudah saya bawa ke RS mata JEC, kata dokter alergi debu/panas matahari. dikasih obat cuma bisa sembuh seminggu habis tu kambuh lagi, balik lagi begitu seterusnya. Ada informasi kalo bat alergi lebih berbahaya dari alergi itu sendiri, akhirnya saya berhenti dari JEC. Saya coba bawa ke RS bunda ke dokter alergi anak, di kasih daftar blind elimination diet. Saya coba, dua minggu pertama berhasil tetapi kesulitan untuk meneruskannya karena dari makanan/jajanan selalu ada campuran makanan lain.
    Dari komentar diatas ada terapi alternatif lain bioresonansi. Apakah sebaiknya kami coba? mohon sarannya.
    trima kasih

  43. nathan659 berkata:

    pak dokter yg budiman, anak saya usia 2 thn 8 bln saat ini setiap bagun tidur selalu timbul bercak2 merah di tubuhnya yg kalo sudah siangan menghilang sendiri. Riwayat alerginya memang ada waktu kecil sejak 6 bln kita beri susu soya saja sampai 1 tahun baru kita campur lagi dengan susu sapi. Karena waktu itu tidak muncul lagi alergi susunya maka sampai skarang kita beri susu sapi. Tetapi pada 2 bulan yang lalu muncul kami coba stop susu sapinya tetap saja muncul sampai kami juga memperkirakan dia alergi tungau dan dingin tetap saja muncul sedikit2 setiap pagi walau semua usaha sudah dilakukan seperti mengganti sprei dan mematikan ac. Kalu saya oleskan minyak tawon bercak2 tersebut bisa menghilang perlahan2. Kami juga sudah memberikan obat alergen spt Calestamine dan rizen tetap aja keluar paginya tapi bengkaknya kecil2 tidak besar2. Jadi tindakan apalagi yg harus kami lakukan ya? trima kasih atas perhatiannya.

  44. putri berkata:

    dok..
    saya berumur 21 th. dr kecil sampai skrg kaki saya (dari lutut sampai mata kaki)sering terasa gatal.. krn saya tdk tahan dgn gatalnya sering saya garuk sehingga itu meninggalkan bekas yg susah hilang. selama ini saya blm pernah tes alergi.. apakah saya alergi debu, atau yg lainnya dok? krn utk mslh makanan dan obat saya tdk alergi.. apakah gol.darah saya yg AB penyebab dr gatal2 tsb? krn saya pernah dengar klo gol darah AB sering mengalami gatal di kaki..

  45. warmorning berkata:

    pak dokter, saya alergi debu, kena dikit langsung sesak, dan anehnya kalo liat bintik debu * biasa di cahaya lewat jendela kan biasanya keliatan tuh bintik2 debu gitu* , liat gituan aja bisa sesak juga, gimana donk

  46. nandi wardhana berkata:

    dok, pemeriksaan darah saya 2 tahun lalu (usia waktu 20 tahun lebih)menunjukkan. IgE Total 281, nilai rujukan <87. Anti Hbs Titer reaktif 73,6. dan photo Thoraxnya hasilnya CENDERUNG BRONKITIS KRONIS. dan hasil lab dan ronsen kemarin menunjukkan paru2 saya baik2 saja. tidak ada gejala bronkitis. dan hasil lab nya kata dokter hasilnya bagus. tapi kok saya mesih sering batuk2 dan pilek ya. kadang2 saya capek kalau batuk dan pilek terus karena leher sering terasa tegang dan sangat mengganggu aktivitas saya. 2 tahun lalu saya pernah dites alergi dan menunjukkan saya alergi kepiting, house dust, human dander (katanya sih kulit manusia), kepiting dan tungau. saya ingin sembuh.saya tunggu balasannya ya dok di email saya.terimakasih.

  47. […] alergi sudah ditayangkan oleh salah seorang senior ts tukangkomentar secara lengkap berjudul alergi bagian 1 dan alergi bagian […]

  48. Rahmawati berkata:

    Dok, saya sejak kecil memang rentan dengan gatal, mencret, cemas, dan ketika usia 17th, saya mudah batuk kering dan sempat didiagnosa suspec asma.bertahun-tahun sampai usia 22 ketika 1 bulan pertama kali kerja dan saat itu di surabaya,saya kambuh lagi.Akhirnya dari dokter specialis dianjurkan tes alergi dan hasilnya 17 macam dari jenis makanan,lingkungan,dan obat saya alami dan bukan asma.Usia 23th karena kecapekan dan makan alergen, saluran pencernaan terganggu sampai asam lambung banyak keluar dan kadang meludah sedikit darah.Karena banyaknya, ketika kambuh hanya terasa lemas.Dari riwayat ketika ibu hamil saya,ibu mudah sekali gatal sampai sering banyak mandi.Sampai sekarang jadi paranoid kerja keluar kota,meskipun kesempatan saya banyak diluar kota.Ada yang bilang kalau alergi tu tidak bisa disembuhkan.apa benar?Saya harus gimana dok?saya masih ingin mengembangkan karir.

  49. swamp berkata:

    alergi minyak kayu putih ada gak sih?

  50. sunhan berkata:

    Pak/bu dokter yang budiman,
    Anak saya umur 5 th berat 20kg sudah 1 bulan ini amandel sebelah kiri besar sekali kayak biji kelereng tdk ada keluhan makan tapi tidur ngorok.
    Bulan januari 2009 anaknya radang tenggorokan + batuk dikasih resep racikan bisolvon + mucopet + bricasma + dexa + aerius, tapi sudah tiga resep bolak-balik kambuh terus ( 5 hari minum obat sembuh, seminggu lagi sakit lagi)
    tgl 9/2/2009 lalu memang disertai panas 38 derajat dan dikasih antibiotik racikan erysanbe 200mg + isprinol 220mg untuk 5 hari.
    Karena tidurnya ngorok dan tidak nyenyak, tgl 26/2/2009 dibawa ke dokter tht amandelnya masih besar dengan pinggir sedikit merah dan di suruh fisiotrapy uap dengan komposisi combivent neb + flixotide neb + nacl 0.9% dan tambahan dari dokter fisiotrapnya anti biotik clavamox 2sendok selama 4hari (2 botol) karena katanya amandelnya masih ada sedikit merah sebab dari kumannya belum tuntas dgn erysanbenya.
    Sekarang Amandelnya sudah tidak merah lagi, tapi masih besar dan tidur masih ngorok.
    Pertanyaan saya :
    1. Apakah ada obatnya untuk mengecilkan amandel yang besar sebelah tersebut tanpa operasi ?
    2. Apakah amandel yang membesar disebabkan oleh alergi, sehingga bisa diberikan ryzen untuk mengecilkan amandelnya? (memang anak saya sering batuk pilek, tapi baru ini saya perhatikan amandelnya)
    3. Apakah dengan obat tertentu dgn uap nebulizer bisa mengecilkan amandel tersebut ?
    4. Apakah amandel yang besar sebelah dan gangguan tidur (ngorok) bisa diobati?
    4. Apakah amandel yang besar sebelah dan gangguan tidur (ngorok) berbahaya?
    Saya sangat mengharapkan balasan atas masalah ini. Terima kasih.

  51. Jeremiah berkata:

    salam sejahtera,

    saya di diagnosa dokter RSCM terindikasi urtikaria kronik dan harus mengikuti beberapa treatment sebelum melakukan tes alergi, treatment tersebut harus dilakukan di bagian THT dan gigi (menurut dokter yg lain tidak ada hubungan antara THT dengan urtikaria), kemudian saya harus meninggalkan tratment tersebut karena setiap departemen (THT dan gigi) yg saya tuju harus mengeluarkan biaya yg cukup besar, kemudian saya coba berobat di RSUD Bekasi, hasilnya cukup bagus tapi setiap pengobatan selesai masalahnya selalu muncul kembali, dokternya menyarankan untuk kontrol terus agar tuntas, yang ingin saya tanyakan apakah urtikaria bisa sembuh total dan adakah tempat atau klinik khusus alergi di daerah bekasi, untuk jawabannya saya sampaikan terima kasih!

  52. dessy kharisma berkata:

    dok, akhir – akhir ini saya merasa aneh dgn kulit saya..

    karena jika saya keluar rumah lalu terkena panas matahari pasti 5-10 menit kemudian timbul bercak” merah di kulit teutama daerah tangan dan leher seperti tampek .. kadang” gatal ..

    yg ingin saya tanyakan, apakah itu termasuk alergi??
    kalau ia, itu jenis alergi apa dan apa penyebab nya?

    lalu bgymna cara mengatasi nya ??

    terima kasih banyak .

  53. Indra NH berkata:

    dokter, saya skrg tinggal di austria..bingung untuk mengobati sakit alergi saya… alergi ini muncul setelah saya pindah ke austria…waktu msh di Indonesia saya gak pernah mengalami sakit alergi ini…
    kalo obat insidal itu dijual bebas ya dok? cuma saya tdk tau kalo di austria nama obat ini apa…

    terima kasih ya dok… 🙂

  54. Aqge Priwibowo berkata:

    saudara Tukankomentar, saya salut dengan profei anda masih mau berkomentar di Blog seperti ini, sangat jarang sekali mengingat aktifitas ini sangat besar nilainya kalau di uangkan.

    salut buat panjenengan, kalo di ijinkan oleh allah saya mau kirim doa buat pak dokter tukankomentar, semoga panjang umur, banyak rezki ( dalam bentu apapun ) jauh dari masalah.

    saya menemukan blog ini dalam rangka mencari tahu apa yang sedang menimpa istri saya, yang dalam kondisi hamil 3 bulan dan terkena tanda-tanda flu.
    dari dokter yang memegang gelar prof, di pekanberu, kami mendapat 4 obat, salah satunya antibiotik.
    hari berikutnya muncul gatal dan bercak merah. ketika saya keluhkan kembali, kali di minta menghentikan antibiotik dan sekarang mengkonsumsi anti alergi. namun efek yang diderita oleh istri saya semakin parah. arkhir saya berpendapat untuk menghentikan semua obatnya kecuali anti alergi. dan kami sudah kehilangan rasa percaya dengan dokter tersebut. saya berencana untuk ganti dokter jika efeke ini tidak berkurang. mohon komentar nya apa keputusan saya ini cepat. terima kasih.

  55. yuly berkata:

    Doktor anak saya 8bln dan sepertinya terkena alergi. sejak umur 4 bulan kulitnya kadang timbul merah-merah( kadang hilang dan timbul ) sekarang sering sekali terkena bab dan fesesnya agak cair dan berlendir, saya periksa lab ternyata ada darahnya tetapi tidak terdapat bakteri,apakah alergi bisa menyebabkan bab berdarah dan bagaimana mungkin hal itu terjadi???
    boleh tidak di imunisasi bila hal tersebut terjadi ???
    thanks

  56. dina berkata:

    Dok, apakah alergi bisa disembuhkan ? dengan apa? terimasih

  57. Nurhalimah berkata:

    Ass.trtrk dg pnjlsn dr dok.tp blh kn tny pnykt læn.dok bs bnt sy g?dr kcl sy mndrta asma ktk brnjk dewasa kls 2 SMA.jantg sy skt bgt ky dtsk2 pisau trz kt dktr sy mndrt jntg bcor.mknan pa yg hrz sy hndri agr sy bs lbh bae.c0z sy dh b0san mnm obt2n trz…blz lgsg k e-mail sy atw nope +6297211154 sy mh0n blz

  58. megan berkata:

    dokter, saya pernah alergi beberapa waktu 8 tahun yang lalu. gejalanya pipi samping mulut bengkak, terkadang kelopak mata luar yang bengkak, kalau tidak bengkak kulit tangan, kaki atau perut timbul benjolan merah yang gatal dan apabila digaruk akan semakin banyak. saya berobat ke dokter umum waktu itu. setelahnya saya sembuh dan tidak pernah kambuh lagi meskipun saya makan seafood, telur dan apapun.

    sekarang gejala-gejala alergi tersebut datang lagi. hampir setiap hari saya mengalaminya. saya sangat frustasi. saya tidak tahu saya alergi terhadap apa. kadang makan udang, atau telur. akan timbul gejala alergi tersebut. tetapi mengapa pada beberapa tahun yang lalu saya tidak pernah mengalami masalah ?

    mohon balas. terima kasih banyak

  59. sakti berkata:

    Dear dokter yg baik…

    saya mo dikit konsul dok, dibadan saya skarang ada semacam bintik2 kecil yg berisi nanah. dulu awalnya cuma di bagian pipi saja. Tp skarang kok jadi menyebar sampai ke telinga dok.. dan jg klo bintik2 kecil yg berisi nanh itu pecah, dan terkena daerah sampingnya, maka akan terasa gatal dan keesokan harinya menjadi bintik2 kecil yg bernanah jg. Yg ingin saya tanyakan, ini penyakit apa dok??

  60. ingriani berkata:

    Dokter, anak saya laki2 umur 11 tahun sudah 3 tahun belakangan ini alergi terhadap semua antibiotik, setiap habis minum antibiotik yg diberikan dokter anak langganannya beberapa lama kemudian disekitar matanya menjadi bengkak dan melepuh, pada mulanya saya tidak tau kalau anak saya alergi antibiotik, pertama kali matanya bengkak saya bawa ke dokter mata karena saya kira dia digigit serangga atau kena virus dan dokter matanyapun menyangka demikian,ketika dia alergi untuk ke 2 kalinya (kali ini saya pergi ke dokter anak yg berbeda bukan dokter langganan)saya baru sadar kalau matanya bengkak karena saya kasih minum obat dari dokternya (waktu itu dia sakit radang tenggorokan, batuk & pilek)kemudian saya tanya dokternya apakah karena antibiotik kemudian dokternya mengganti antibitoknya dengan merk lain dalam dosis yg lebih ringan tetapi hasilnya tetap sama,pertanyaan saya kenapa anak saya bisa alergi antibiotik padahal sebelumnya tidak alergi, apakah bisa disembuhkan dok ? bagaimana caranya ? terima kasih atas jawabannya.

  61. femmy loliya sriwijaya berkata:

    dok isprinol itu obat untuk membasmi virus di dalam tubuh ya ? apakah efektif bila di konsumsi bagi pasien yg terinveksi virus hpv ???? trus perawatan untuk penderita dengan virus hpv apa2 aja ya dok? d

  62. shenna berkata:

    Dok, saya mau tanya seminggu belakangan ini di bagian paha saya keluar bercak-bercak merah menjelang malam hari atau setelah saya beraktivitas seharian tapi paginya ilang sebelumnya saya sempat merasakan gatal-gatal, apakah saya alergi dok? lalu apakah ada alergi terhadap cuaca dingin karna saya memang tidak kuat terhadap cuaca dingin, sekitar sebulan lalu bercak-bercak merah pernah keluar pada tubuh saya di sertai gatal-gatal tapi di pagi hari saya juga mengalaminya akhirnya saya ke dokter kulit setelah minum obat sembuh,tapi yang saya alami sekarang hanya keluar menjelang malam atau sore hari setelah aktivitas, itu kenapa ya dok?

  63. ketty berkata:

    Dokter,
    Saya perempuan berusia 26 tahun. Sebelumnya saya tdk pernah punya alergi apapun thd makanan ataupun obat2an kecuali alergi debu.
    Beberapa bulan lalu ketika saya terkena migrain, saya mencoba minum Neuralgin, beberapa jam kemudian kulit dibawah kedua mata saya membengkak besar tp tidak sakit atau gatal. Saya tdk minum obat2an utk menghilangkan bengkak tsb. Hal tsb terjadi juga ketika saya minum obat Paramex. O ya, sebelumnya saya tdk pernah minum Neuralgin ataupun Paramex.

    4 hari yg lalu badan saya panas dan tenggorokan sakit. Saya pikir saya demam krn tenggorokan. Lalu saya minum Panadol biru dan FG Troches, lalu saya tidur. Ketika saya bangun, alamaak mata saya bengkak gede lagi. Saya tdk berani minum obat lagi walaupun sdg sakit. Puji Tuhan, demam saya sembuh. Padahal saya sudah sering minum Panadol biru dan FG Troches dan tdk pernah ada alergi.

    Apa yg harus saya lakukan dok? Masa ma Panadol aja alergi, saya harus minum obat apa lg kalo sakit kepala/panas?

    Thanks

  64. Lucia berkata:

    Dok,saya pernah tes darah dan di slh satu test (saya lp namanya) hasilnya 475 pdhl normalnya <87 & hsil LED 30.Keluhan saya adl gatal yang ckup lama smp kulit menghitam di beberapa bagian tubuh,kmudian saya sering sering batuk&pilek smp susah napas.Kira2 saya alergi apa?
    Anak saya usia 4th prnh skit batuk yg ckup lama n dia tes darah n hasil LED nya 40.Trus dia test manthoux (flek paru2)ternyata hasilnya negatif.Menurut dokter dia alergi yang diturunkan dari saya.Apakah nantinya anak saya akan mengalami hal yg sama spt saya?
    Terima kasih

  65. Lucia berkata:

    Dok,dokter kulit sebelumnya menyarankan saya utk dtg ke klinik alergi utk penanganan yg lbh spesifik.Apakah anak saya jg boleh saya bawa utk menjalani pengobatan spt saya?Saya tdk mau anak saya nantinya mengalami alergi spt yang saya alami..Apakah obesitas slh satu pengaruh saya alergi krn saya mulai merasakan gatal2 setelah saya melahirkan n berat badan saya naik drastis (55kg ke 70kg)
    Apakah flek hitam pada bekas gatal bisa hilang?
    Terima kasih

  66. didik berkata:

    saya menderita gatal karna selama ini saya sering memgeluarkan sperma saya.apakah obat yang bisa menyembuhkan penyakit saya.
    saya telah minum obat dextafen dan loratadine
    tapi reaksinya hanya sehari saja.obat apakah yang bisa menyembuhkan penyakit saya ini. tolong pak dokter

  67. arif berkata:

    salam kenal dok, saya bareu sekarang mempunyai gatal/alergi nih,awalnya satu seperti jerawat lama kelamaan banyak,dan bekasnya tidak bisa hilang,banyak bintik merah besar di badan saya,karna takut HIV saya tes hasil:Negatif tes Liver:Negatif apalagi kalo keringetan, saya malu sama bekas merahnya dan kehitaman/kebiruan, kira” saya termasuk alergi ap?bagaimana cara penyembuhannya dan bagaimana cara menghilangkan bekasnya?di kasih CTM ilang gatalnya tapi merahnya tidak,nah berenti minum datang lagi di susul bintik” merah banyak seperti di gigit nyamuk? obatnya apa?tolong yah,saya ada batuk dan tenggorokan sekarang” ini gampang kering,ya suka juga sesak nafas.
    terimakasih

  68. mama dewi berkata:

    anak saya beberapa hari kmrn batuk nggak sembuh2…. hampir 1 bln.. akhirnya kata dokter disuruh tes lab dan rontsen hasilnya katanya ada bercak putih di paru2 , apakah itu indikasi flek paru2 atau alergi. trimakasih

  69. Liliana berkata:

    Dear Pak dokter,

    Saya penderita gatal-gatal selama + 11 tahun. Usia saya saat ini 24 tahun, berat badan saya 42,5 kg, golongan darah saya O. Di kulit saya tumbuh bentol-bentol, merah dan sangat gatal sekali, jika digaruk keluar air yang sulit sekali kering, bentol-bentol tersebut awalnya kecil seperti digigit nyamuk namun bisa semakin membesar dan bengkak, bekas-bekasnya juga masih terasa gatal dan sulit sekali hilang. Badan saya tidak demam ataupun panas. Saya sudah minum bermacam-macam obat gatal atau alergi dan mengoleskan berbagai macam salep atau cream kulit tetapi tetap saja tidak sembuh-sembuh. Saya sudah ke beberapa dokter, namun tidak pernah sembuh total sampai sekarang, hanya mendingan saja dan bentol-bentol tersebut masih terus tumbuh hingga sekarang. Ada dokter yang yang menyebutkan saya alergi, dermatitis atopik, ermatonodosum, scabies dll. Jika alergi terhadap makanan, tapi sudah 4 tahun saya tidak makan makanan seperti makanan laut dan telor. Dokter menyarankan untuk mandi menggunakan sabun bayi cair, namun tidak ada perubahan. Ada dokter yang menyarankan saya untuk tes darah dan dibiopsi. Terakhir saya ke dokter tes gula darah dan tekanan darah saya dan hasilnya normal.
    Yang ingin saya tanyakan :
    1. Sebenarnya saya menderita penyakit kulit apa dan disebabkan oleh apa?
    2. Bagaimana pengobatan, pencegahan dan perawatannya?
    3. Pemeriksaan atau tes apa sebaiknya yang harus dilakukan?
    4. Jika tes darah, tes darah apa yang harus saya lakukan, di mana, berapa lama dan berapa biayanya?
    5. Jika dibiopsi, di mana, berapa lama hasilnya dan berapa biayanya?
    6. Apakah karena daya tahan tubuh saya yang lemah? Tetapi walaupun saya sudah minum supplemen atau vitamin yang bermacam-macam agar tidak gampang sakit, tetap saja tidak sembuh-sembuh.
    7. Selain penyakit kulit di atas, saya juga sering terserang flu dan sakit perut. Apakah ada hubungannya dengan penyakit kulit yang saya derita?
    Mohon diinformasikan kepada saya. Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.

    Regards,

    Liliana

  70. bunda aleesa berkata:

    Pak Dokter yang baik.

    anak saya berumur 3.5 tahun sering mengalami hidung tersumbat terutama pada malam hari dan pagi hari. dan bertambah parah ketika mengalami batuk pilek. terakhir telinganya sampai sakit.
    Kalau malam hari sering kali dia tersiksa tidak bisa tidur karena hidungnya tersumbat. dan dia tetap paksa bernapas lewat hidung, walau udah kita suruh pake mulut. kadang sampai dipukul hidungnya sendiri. pernah dibawah ke THT, dan diperlihatkan bahwa ada daging (lupa dokter bilang apa namanya) didalam hidung berwarna pucat, dan katanya itu tanda ada Alergi. karena kalau normal berupa merah segar, tp karena masih terlalu kecil untuk diketahui pencetusnya karena ditest di kulit. dianjurkan tunggu udah agak besar skitar umur 7 tahun ditest lagi. selaku orang tua kami terkadang tersiksa lihat anak waktu kumat dan takut berefek panjang seperti tulang hidung bengkok atau radang telinga. kami ada rencana mau beli Nebulizer seprti yang ada diRS untuk terapi uap seprti yang pernah di pakai waktu dia batuk pilek. pakah alat tersebut berbahaya bila dipakai sering untuk kasus hidung tersumbat karena alergi.
    dan apakah obat yang di pakai untuk itu?
    sebagai catatan, kamimenggunakan AC dan sudah berusaha membersihkan kamar dari debu2.

    Terima kasih

    Bunda aleesa

  71. […] Sedangkan alergi-pun belum tentu karena makanan. Lebih jauh tentang alergi, sila tengok: Artikel: alergi (1) dan alergi (2) […]

  72. sy py asma yg suka menyerang kapan sj.pernah suatu hari sy kena serangan yg lama smp berobat 2 kali. tp stlh asma sembuh pasti diahiri dgn serangan alergi kulit dan smp puncaknya seluruh tubuh dan muka saya bengkak.pertanyaanya bagamana semuanya bisa terj berkata:

    sy py asma yg suka menyerang kapan sj.pernah suatu hari sy kena serangan yg lama smp berobat 2 kali. tp stlh asma sembuh pasti diahiri dgn serangan alergi kulit dan smp puncaknya seluruh tubuh dan muka saya bengkak.! pertanyaanya bagamana semuanya bisa terjadi dan bgmn cara mengatasinya dgn tanpa berobat.terima kasih.

  73. bpk dokter yg budiman ,,,,,,,,,,,,,,
    sy mau tanya , udah lma nie mta sya lau kna snar mthri tba tiba bsa lngsung merah , sya udah berobat sna sni tpi ngga senbuh sembuh , katanya sih aku alergi sinar mtahari , yang mau sya tanyakan , gmna biar cpet smbuh ,trs pa alergi ni berbahaya bagi mata saya dok ?????

  74. wah pak dokterx teler ga dijawab semua………….

  75. Antik berkata:

    Slamat malam dokter,
    Saya ingin mengkonsultasikan keadaan anak saya. Seminggu terakhir sering pingsan. Dalam seminggu pingsan 3 kali di kelas pada waktu pelajaran. Kemudian sy konsul ke dokter spesialis anak dan diberi rujukan untuk melakukan cek darah lengkap. Dari hasil cek darah lengkap diantaranya ditemukan hasil sbb :
    – Ig G Anti CMV = 77.00 AU/ml
    – ig M Anti CMV = 0.14 Index
    – Ig E = 759.89 IU/ml
    Yang ingin saya tanyakan, apakah dr hasil tersebut di atas ada kemungkinan penyebab sering pingsan nya anak saya yang disertai nyeri perut, kepala dan punggung bagian atas?
    Mohon saran dari dokter, karena sejauh ini dokter SPA yang menangani anak saya belum dapat menemukan penyebab pasti sering pingsannya anak saya.
    Trimakasih banyak sebelumnya. Mohon kiranya dapat diberiksn saran terbaik.

  76. cahsamin berkata:

    dokter, istri saya hamil 8 bulan, beberapa hari lalu mengalami alergi dan dokter memberinya obat “dextafen” namun menurut istri saya bila minum obat ini dedek yg dikandungnya jd seperti gelisah/tegang… jadi apakah obat tsb memang aman untuk ibu hamil..?????? mohon advisenya…….

  77. Theresia berkata:

    Dok.. Bulan lalu kelenjar getah bening leher dan belakang telinga saya membengkak. Lalu mengempis walau belum kepis benar. Nah minggu lalu saya gemetar hebat. Kaki tangan terasa lemas. Badan juga. Saya check darah Ige Tinggi dan Kena Rubella. Saat ini Rubella saya sudah sembuh tapi saya masi suka gemetar, disertai sedikit sulit nafas (harus agak panjang tarik nafasnya) dan juga Lemas. Ini kira2 kenapa ya dok? Thanks

  78. Jeni Buchkowski berkata:

    Doc. Sejak kapan istilah alergi menjadi popular di Indonesia. Apakah ada kaitannya dengan kasus yang melibatkan banyak orang? Atau dunia kesehatan meluaskan pencegahan alergi?
    Terima kasih banyak

  79. Buy HCG berkata:

    This post is really a good one it helps new internet people, who are wishing in favor of blogging.

  80. lynett berkata:

    lynett

    Alergi (bagian1) | amargiamargo

Tinggalkan Balasan ke tukangkomentar Batalkan balasan